Sabtu, 28 Mei 2016

Sebentar Lagi Jadi ALumni di Kampus? Ini DIa TIPS Sebelum Lulus

Unknown


Well,
HI GUYS.....

Tak Terasa Kamu sudah mau jadi ALumni ya?....
Padahal dihitung hitung sepertinya baru Aja Kuliah Tahun Kemarin.
Saat ini sudah Mau Masuk ke Gerbang Pintu Kelulusan .


Admin Mau Share Sedikit Beberapa Hal yang perlu dipersiapkan
untuk Para Calon ALumni di Kampus LP3I JAKarta Kampus Pasar MInggu.


Check this Out..


A.Positif Thinking
Positif thinking yang dalam bahasa pribuminya sama dengan berpikir positif adalah sebuah sikap atau perilaku, serta cara pandang seseorang yang selalu positif dalam mensikapi kehidupan ini.
Positif Thinking hanyalah modal dasar seseorang dalam kehidupan, karena dengan semakin kompleknya masalah yang kita hadapi apabila hanya berpikir positif saja tidaklah cukup. Selanjutnya setelah berpikir positif kita harus positif Change atau berubah menjadi semakin baik.Dengan bersikap positif (Positif thinking) bukan berarti telah menjamin tercapainya suatu keberhasilan. Namun, bila sikap kita positif, setidak-tidaknya kita sudah berada di jalan menuju keberhasilan. Berhasil atau tidaknya kita nantinya ditentukan oleh apa yang kita lakukan di sepanjang jalan yang kita lalui tersebut.
Kehidupan dan kebahagiaan seseorang tidaklah bisa diukur dengan ukuran gelar kesarjanaan, kedudukan maupun latar belakang keluarga. Yang dilihat adalah bagaimana cara berpikir orang itu. Memang kesuksesan kita lebih banyak dipengaruhi oleh cara kita berpikir.
Dengan bersikap positif bukan berarti telah menjamin tercapainya suatu keberhasilan. Namun, bila sikap kita positif, setidak-tidaknya kita sudah berada di jalan menuju keberhasilan. Berhasil atau tidaknya kita nantinya ditentukan oleh apa yang kita lakukan di sepanjang jalan yang kita lalui tersebut.
Tidak semua orang menerima atau mempercayai pola berpikir positif. Beberapa orang menganggap berpikir positif hanyalah omong kosong, dan sebagian menertawakan orang-orang yang mempercayai dan menerima pola berpikir positif. Diantara orang-orang yang menerima pola berpikir positif, tidak banyak yang mengetahui cara untuk menggunakan cara berpikir ini untuk memperoleh hasil yang efektif. Namun, dapat dilihat pula bahwa semakin banyak orang yang menjadi tertarik pada topik ini, seperti yang dapat dilihat dari banyaknya jumlah buku, kuliah, dan kursus mengenai berpikir positif. Topik ini memperoleh popularitas dengan cepat.
Dalam berpikir positif (positif thinking)  melibatkan proses memasukan pikiran-pikiran, kata-kata, dan gambaran-gambaran yang konstruktif(membangun) bagi perkembangan pikiran anda. Pikiran positif menghadirkan kebahagiaan, sukacita, kesehatan, serta kesuksesan dalam setiap situasi dan tindakan anda. Berpikir Positif diawali dengan sebuah keyakinan pada diri sendiri. Keyakinan bahwa dirinya mampu. Keyakinan yang mengatakan bahwa diri beliau “bisa”. Jika Anda melihat diri Anda “bisa”, maka Anda akan “bisa”. Jika Anda melihat diri Anda akan menghasilkan, maka Anda akan menghasilkan. Jika Anda tidak bisa melakukan hal seperti ini, maka Anda masih dikuasai oleh pikiran negatif.
Berpikir positif bukan merupakan tujuan melainkan suatu jalan untuk mencapai tujuan. Menjadikan berpikir positif sebagai tujuan memang membawa manfaat tetapi manfaat tersebut belumlah seberapa jika dibandingkan dengan manfaat yang didapat jika berpikir positif dijadikan sebagai suatu jalan.
  1. Manfaat dari berpikir positif (positif thinking) :
  2. Mengatasi stres : Berpikir positif membantu Anda mengatasi situasi stres, mengabaikan pikiran negatif, mengganti pikiran pesimis menjadi optimis, mengurangi kecemasan dan mengurangi stres. Ketika Anda mengembangkan sikap positif Anda bisa mengontrol hidup Anda dengan baik.
  3. Menjadi lebih sehat : Pikiran kita secara langsung mempengaruhi tubuh dan bagaimana cara bekerjanya. Ketika Ada mengganti pikiran negatif dengan ketenangan, kepercayaan dan kedamaian, bukannya dengan kebencian, kecemasan, dan kekhawatiran, maka Anda akan merasakan kesejahteraan. Dan ini berarti Anda tidak mengalami gangguan saat tidur, tidak merasakan ketegangan otot, kecemasan, dan kelelahan. Orang-orang yang berpikir negatif lebih muda terkena depresi.
  4. Percaya diri : Dengan berpikir positif, maka Anda lebih percaya diri dan tidak untuk menciba menjadi orang lain. Jika Anda tidak percaya diri Anda tidak akan pernah mendaptkan kehidupan yang lebih baik.
  5. Bisa mengambil keputusan yang benar : Berpikir positif mencegah Anda memilih keputusan yang salah atau melakukan hal yang bodoh yang kemudian Anda sesali. Berpikir positif membuat Anda memilih keputusan dengan cepat.
  6. Meningkatkan fokus : Menggunakan pikiran positif membantu Anda lebih fokus saat menghadapi masalah. Jika Anda berpikir negatif akan membuang-buang waktu, dan energi Anda.
  7. Bisa mengatur waktu lebih baik : Dengan meningkatnya fokus serta kemampuan membuat keputusan yang lebih baik, Anda akan lebih terorganisir. Ini akan membantu Anda mendapatkan lebih banyak waktu untuk diri sendiri dan orang yang Anda cintai.
  8. Lebih sukses dalam hidup : Sikap positif tak hanya bisa meningkatkan fokus Anda dan lebih bisa mengatur waktu dengan baik tetapi mengarahkan Anda pada kebahagian dan keberhasilan saat m engubah hidup Anda.
  9. Memiliki banyak teman : Ketika berpikir positif, Anda akan menarik perhatian orang-orang dan ketika orang-orang tersebut dekat dengan Anda mereka akan merasa nyaman.
  10. Menjadi pemberani : Ketakutan berasal dari pikiran negatif. Menjadi pemikir positif menghilangkan rasa takut. Keberanian berasal dari kenyataan bahwa Anda tetap positif Anda akan tahu bahwa apapun yang terjadi dalam hidup Anda, Anda dapat menghadapinya.
  11. Hidup lebih bahagia: Percaya diri merupakan suatu fakta bahwa Anda bahagia menjadi diri Anda sendiri dan tidak mencoba untuk menjadi orang lain. Jika Anda memiliki semangat berpikir positif, Anda selalu mengantisipasi hidup bahagia, damai, tawa, kesehatan yang baik dan kesuksesan finansial.

  1. Langkah – langkah agar selalu berpikir positif :
– Jadilah optimis dan mengharapkan hasil yang baik dalam segala situasi.
– Cari alasan untuk tersenyum lebih sering.
– Visualisasikan hanya apa yang Anda inginkan terwujud
– Libatkan diri Anda dalam kegiatan rekreasi menyenangkan.
– Baca dan kutipan yang inspirasional.
– Ikuti gaya hidup sehat. Olahraga setidaknya tiga kali seminggu.
–  Bergaulah dengan orang yang selau berpikir positif.
Belajar berpikir positif dapat kita lakukan dimana-mana, di setiap langkah kehidupan yang harus kita lalui. Semakin kita mau belajar untuk berpikir positif dan tetap berusaha berpikir positif, maka itu sama artinya kita telah mengembangkan kualitas diri kita tanpa harus kita membuat kesalahan yang tidak perlu kita lakukan.
Ada 12 tips untuk membangun sikap menjadi lebih Positif, antara lain :
  1. Bersikap Optimis.
Orang yang pesimis itu focus kepada yang negative (seperti selalu melihat kekurangan pada diri maupun objek lain di luar dirinya). Sedangkan yang optimis focus memandang yang positif (seperti selalu melihat kelebihan dan peluang keberhasilan pada diri maupun objek lain di luar dirinya) Siapakan yang lebih baik cara pandangnya? Siapakah yang lebih mungkin bahagia, lebih yakin dan lebih pasti?
  1. Menerima segalanya apa adanya
Ini tidaklah berarti bahwa kamu menjadi tak semangat dan menyerah. Artinya kamu tidak bergumul, merengek, dan memebenturkan kepalamu ke tembok ketika segalanya tidak beres. Sebenarnya perilaku yang menjadikan kamu korban yang tiada berdaya (yang memakanmu itulah yang menambah beban atas semangatmu). “Terimalah segalanya apa adanya, bukan seperti yang kamu angankan saat ini. Masa lalu sudah lewat, masa depan masih misteri dan saat inilah karunia, itulah sebabnya saat ini disebut “present = hadiah”. Oleh karenanya saat ini pergunakanlah sebaik – sebaiknya.
  1. Cepat pulih
Mengembangkan sikap – sikap positif tidaklah berarti bahwa kamu tidak akan pernah mengalami kepedihan, penderitaan, atau kekecewaan. Selain itu, mengembangkan sikap – sikap positip tidaklah berarti kamu seharusnya mengabaikan masalah. Masalahpun selalu mempunyai sisi sebaliknya. Kalau kamu gagal dalam ujian, belajarlah lebih giat lagi atau cari pembimbing. Kalau kamu kehilangan teman, perbaikilah persahabatan tersebut, atau mencari teman baru. Kalau kamu tidak suka penampilanmu, kembangkanlah kepribadian kamu yang fantastis.
  1. Mind Set
Mulailah dengan menolak hal – hal yang suram, sungginglah senyum. Kalau kamu melontarkan kata – kata yang positif, pemikiran – pemikiran yang positif, dan perasaan – perasaan yang positif, maka orang – orang (serta hal – hal) yang positif akan tertarik kepadamu.
  1. Bersikap antusias.
Sambutlah setiap harinya dengan semangat. Laksanakanlah tugas – tugasmu dengan penuh semangat. Semakin kamu bersemangat, maka semakin orang – orang disekelilingmu punmerasa dan bersikap demikian, “Semangatlah…..!”
  1. Lebih peka.
Kalau kamu lebih peka terhadap masalah – masalah potensial, maka kamu bisa lebih siap menghadapinya dan bahkan mengelak. Kamu juga bisa peka terhadap pengalaman – pengalaman positif. Misal, bila kamu dengar pengumuman tentang uji coba tim atau klub baru, maka catatlah waktu dan tempatnya dan berencanalah mengikutinya, kamu akan memperoleh sesuatu hal yang baru.
  1. Humor.
Kalau kamu melakukan sesuatu yang konyol (semua orangpun pernah) jangan melewatkan peluang untuk menertawakan diri sendiri. Itulah salah Satu sukacita besar kehidupan. Kalau kamu banyak tertawa, kamu akan sehat. Tawa itu mengeluarkan kimiawi tertentu dalam tubuhmu yang merangsangmu dan dapat memebantumu bertumbuh dengan sehat. Humor dan tertawa itu sehat.
  1. Sportif
Sportif artinya menerima kekalahan dengan positif sambil tersenyum, menjabat tangan sang pemenang, tidak menyalajkan orang lain taua keadaan atas kekalahan itu. Sikap ini bisa memenangkan teman seandainyapun kamu tidak memenangkan pertandingan atau kompetisinya. “Sportif” berarti pula tidak perlu mengejek yang kalah ketika kamu menang.
  1. Rendah hati
Kalau kamu benar benar berkepentingan terhadap sesame, mereka akan melihat kualitas baikmu seandainyapun kamu tidak mengiklankannya. Mereka tidak akan merasa bahwa kamu berusaha memanipulasi mereka, berbuatlah untuk sesama karena Tuhanmu
  1. Bersyukur
Renungkanlah : Mungkin banyak sekali yang bisa kamu syukuri. Rasa syukur membuatmu tersenyum. Itu membuatmu senang dengan kehidupanmu. Dan orang lain pun senang di dekatmu. Bersyukur bisa memberikan ketenangan bagi dirimu.
  1. Beriman
Bagi sementara orang, ini berarti percaya kepada Allah Yang Maha Kuasa atau kuas yang lebih tinggi lainnya. Beriman artinya percaya bahwa segalanya akan beres bagimu dan bahwa kamu bisa membereskan segalanya sendiri. Kalau kamu perkirakan akan gagal, mungkin mencapai sasaranmu.
  1. Berpengharapan
Pengharapan mungkin merupakan sikap positifmu yang terpenting dasar bagi segala sikap positif lainnya. Apakah yang kamu harapkan? Apa sajakah impianmu?Apa sajakah ambisimu? Maksudmu dalam kehidupan ini? Kalau kamu mau mempertimbangkan pertanyaan – pertanyaan tersebut kamu sudah menjadi individu yang berpengharapan. “Pengharapan adalah sesuatu yang bersayap – Yang hingga pada Jiwa – Dan bersenandung tanpa kata – Dan tidak pernah berhenti – sama sekali.
Sepuluh sikap yang harus dipunyai untuk mencapai sukses adalah sebagai berikut:
Pertama, Keberanian untuk berinisiatif :
Kekuatan yang sebenarnya tidak lagi menjadi rahasia atas kesuksesan orang-orang terknenal yaitu mereka selalu punya ide-ide cemerlang!
Lihat saja : Seorang Donald Trump yang “mendunia” karena superioritasnya di bidang Real Estate awalnya berproses dari status bangkrut dan akhirnya berpredikat Raja Real Estate, adalah contoh dari seorang yang jenius dan berani berinisiatif.
Kita tentu mengenal serial TV The Apprentice, kontes Miss Universe, Online University bernama TrumpUniversity.com, bahkan di negara asalnya boneka Donald adalah sebuah icon dan produk laris selain buku-buku bestseller-nya. Dan inisiatif adalah kekayaan semua orang, tinggal orang itu mau atau tidak untuk berinisiatif mengemukakan ide-idenya.
Kedua, Tepat waktu :
Sebuah hal yang pasti untuk semua orang di dunia ini tanpa terkecuali adalah bahwa kita memiliki jumlah waktu yang sama yaitu 24 jam sehari. Seorang yang menepati janji dan tepat waktu menunjukkan bahwa dia adalah seorang yang memiliki kemampuan mengatur/manage sesuatu yang paling terbatas tersebut.
Kemampuan untuk hadir sesuai janji adalah kunci dari semua keberhasilan, terutama keberhasilan berbisnis dan berinteraksi. Memberikan perhatian lebih terhadap waktu merupakan pencerminan dari respek terhadap diri sendiri dan kolega dan mitra kita.
Ketiga, Senang melayani dan memberi:
Sebuah rumus sukses dari banyak orang sukses adalah mampu memimpin, namun sebuah additional attribute dari sikap kepemimpinan adalah kebiasaan melayani dan memberi.
“The more you give to others, the more respect you get in return”
Dan, keikhlasan adalah kunci untuk sifat ini. Kebaikan lain akan terus mengalir tanpa henti saat kita mampu memberi dan melayani dengan ikhlas. Ini mungkin bisa dibilang sebagai bonus saja!
Tetapi, setidaknya dengan memberi dan melayani berarti menunjukkan kepada teman, kolega serta rekan kita betapa suksesnya diri kita sehingga membuat orang lebih yakin bermitra dan bergaul dengan diri kita.
Keempat, Membuka diri terlebih dahulu:
Barangkali kita pernah bertemu orang yang selalu mau tahu tentang hal pribadi orang lain namun dia terus menutup diri agar jati dirinya tidak terbuka.
Mereka biasanya hidup dalam ketakutan dan kecurigaan, dan selalu berprasangka buruk kepada siapa saja yang dijumpainya. Sikap ini adalah unsur yang tidak dimiliki banyak orang sukses.
Rasa percaya dan kebesaran hati untuk membuka diri terhadap lawan bicara merupakan cermin bahwa kita nyaman dengan diri sendiri, lantas tidak ada yang perlu ditutupi, itulah yang dicari oleh para partner sejati dan sebagian besar dari kita akan setuju bahwa tidak banyak orang yang mau bekerja sama dengan orang yang misterius, betul kan?
Kelima, Senang bekerja sama dan membina hubungan baik:
Kemampuan bekerja sama dalam tim adalah salah satu kunci keberhasilan utama.
Kembali kita mengambil contoh Donald Trump. Dalam serial TV The Apprentice, Trump memiliki tim yang loyal dan menjadi perpanjangan tangan dirinya dalam menemukan para calon “orang kepercayaan” yang baru.
Pada akhirnya, Trump akan memiliki sebuah tim yang sangat loyal dan bervisi sama dengan menciptakan jaringan kerja yang baik, sehingga jalan menuju sukses itu semakin terbuka lebar.
Keenam, Senang mempelajari hal-hal baru:
Ciputra dan Aburizal Bakrie adalah seorang yang bisa dikatakan sebagai orang sukses dalam bidangnya yaitu commerce. Tapi saat mereka mendirikan universitas, apakah mereka beralih sebagai seorang pendidik? Atau mereka sendiri sebenarnya adalah profesor? Jelas tidak, mereka tetap seorang entrepreneur, namun dengan kegemarannya mencari hal-hal baru serta langsung menerapkannya, maka dunia bisnis semakin terbuka luas baginya.
Dunia bisnis ibarat sebagai tempat bermain yang laus dan tidak terbatas. Jadi senang belajar dan mencari hal baru adalah sebuah sikap kesuksesan.
Ketujuh, Jarang mengeluh, profesionalisme adalah yang paling utama:
Lance Armstrong pernah berkata, “There are two kinds of days: good days and great days.”
Hanya ada dua macam hari: hari yang baik dan hari yang sangat baik. Adalah baik jika kita tidak pernah mengeluh, walaupun suatu hari mungkin kita akan jatuh dan gagal.
Mengapa?
Karena setiap kali gagal, itu adalah kesempatan bagi diri kita untuk belajar mengatasi kegagalan itu sendiri sehingga tidak terulang lagi di kemudian hari. Hari di mana kita gagal tetap sebagai a good day (hari yang baik).
Kedelapan, Berani menanggung resiko:
Jelas, tanpa ini tidak ada kesempatan sama sekali untuk menuju sukses. Sebenarnya setiap hari kita menanggung resiko, walaupun tidak disadari penuh.
Resiko hanyalah akan berakibat dua macam: be a good or a great day. Jadi, jadi tidak perlu dikhawatirkan lagi bukan?
Kegagalan pun hanyalah kesempatan belajar untuk tidak mengulangi hal yang sama di kemudian hari dan tentunya ambang kepada kesuksesan akan lebih dekat.
Kesembilan, Tidak menunjukkan kekhawatiran (berpikir positif setiap saat):
Berpikir positif adalah environment atau default state di mana keseluruhan eksistensi kita berada. Jika kita gunakan pikiran negatif sebagai default state, maka semua perbuatan kita akan berdasarkan ini (kekhawatiran atau cemas). Dengan pikiran positif, maka perbuatan kita akan didasarkan oleh getaran positif, sehingga hal positif akan semakin besar kemungkinannya. Semakin positif kita menyikapi hambatan, semakin besar kesempatan kita menemukan penyelesaian atas hambatan tersebut.

Kesepuluh:  “Comfortable in their own skin” Menutup-nutupi sesuatu maupun supaya tampak “lebih” dari lawan bicaranya.
Pernah bertemu dengan orang sukses yang rendah diri alias tidak nyaman dengan diri mereka sendiri? Tidak ada tentunya.
Kenyamanan menjadi diri sendiri tidak perlu ditutup-tutupi supaya lawan bicara tidak tersinggung karena setiap orang mempunyai tempat tersendiri di dunia yang tidak bisa digantikan oleh orang lain. Saya adalah saya, mereka adalah mereka.
Dengan menjadi diri saya sendiri, saya tidak akan mengusik keberadaan mereka. Jika mereka merasa tidak nyaman, itu bukan karena kepribadian saya, namun karena mindset yang berbeda dan kekurangmampuan mereka dalam mencapai kenyamanan dengan diri sendiri.
Sikap dasar orang sukses tersebut di atas barangkali dapat menjadi cerminan dan memuluskan langkah kita untuk mencapai kesuksesan yang kita impikan, tinggal kita yang memutuskan.
Ok… sekarang Kita Siap untuk sukses?
Mari kita coba dan terapakan dari sekarang.
Sampai jumpa lagi di puncak gunung kesuksesan! Yech….
“Semoga harapanmu tercapai dan mulialah dari hari ini”

Minggu, 15 Mei 2016

Fungsi Tombol - Tombol Keyboard Pada PC atau Laptop atau Notebook dll

Unknown
Keyboard Pc
Ctrl + A : Select All
Ctrl + B : Bold
Ctrl + C : Copy
Ctrl + D : Font
Ctrl + E : Center Alignment
Ctrl + F : Find
Ctrl + G : Go To
Ctrl + H : Replace
Ctrl + I : Italic
Ctrl + J : Justify Alignment
Ctrl + K : Insert Hyperlink
Ctrl + L : Left Alignment
Ctrl + M : Hanging Indent
Ctrl + N : New
Ctrl + O : Open
Ctrl + P : Print
Ctrl + Q : Normal Style
Ctrl + R : Right Alignment
Ctrl + S : Save / Save As
Ctrl + T : Left Indent
Ctrl + U : Underline
Ctrl + V : Paste
Ctrl + W : Close
Ctrl + X : Cut
Ctrl + Y : Redo
Ctrl + Z : Undo
Ctrl + 1 : Single Spacing
Ctrl + 2 : Double Spacing
Ctrl + 5 : 1,5 lines
Ctrl + Esc : Start Menu

------------------------------------------------------------------

F1 : Menjalankan fungsis pertolongan yang disediakan pada Word
F2 : Memindahkan teks atau objek yang dipilih
F3 : Menjalankan perintah AutoText
F4 : Mengulangi perintah sebelumnya
F5 : Menjalankan perintah Find and Replace atau Goto
F6 : Menjalankan Perintah Other Pane
F7 : Memeriksaan kesalahan ketik dan ejaan teks
F8 : Awal perintah penyorotan/pemilihan teks atau objek
F9 : Mengupdate Field (Mail Merge)
F10 : Mengaktifkan Menu
F11 : Memasukkan field berikutnya (Mail Merge)
F12 : Mengaktifkan dialog Save As

------------------------------------------------------------------

Esc : Membatalkan dialog / perintah
Enter : Melaksanakan pilihan atau mengakhiri suatu paragraf
Tab : Memindahkan teks sesuai dengan tanda tab yang ada pada ruler horizontal
Windows : Mengktifkan Menu Start
Shortcut : Mengaktifkan shortcut pada posisi kursor
Delete : Menghapus 1 karakter di sebelah kanan kursor
Backspace : Menghapus 1 karakter di sebelah kiri kursor
Insert : Menyisip karakter di posisi kursor
Home : Memindahkan posisi kurosr ke awal baris
End : Memindahkan posisi kurosr ke akhir baris
Page Up : Menggulung layar ke atas
Page Down : Menggulung layar ke atas
Up : Memindahkan kursor 1 baris ke atas
Down : Memindahkan kursor 1 baris ke bawah
Left : Memindahkan kursor 1 karakter ke kiri
Right : Memindahkan kursor 1 karakter ke kanan
Num Lock On : Fungsi pengetikan angka-angka dan operator matematik aktif
Num Lock Off : Fungsi tombol navigasi aktif
Shift + F10 : Membuka menu pintas, sama seperti mengklik kanan
Alt : Penekanan tombol yang tidak dikombinasikan dengan tombol lain hanya


Read more: http://ridhotawaka.blogspot.com/ http://ridhotawaka.blogspot.com/2013/03/fungsi-tombol-tombol-keyboard-pada-pc.html#ixzz48jaGrjtn
Under Creative Commons License: Attribution

Perbedaan Jurusan Akuntansi dan Manajemen

Unknown

       Di accounting umumnya kita belajar pembukuan keuangan perusahaan, dan segala sesuatu yang berususan dengan keuangan sebuah perusahaan.
     Namun seiring waktu, kebanyakan perusahaan mengurus keuangan dengan komputer untuk mengurangi kesalahan dan meningkatkan data yang akurat dan lebih cepat. Karena itu, di accounting era sekarang kita mempelajari accounting dengan menggunakan komputer, dan untuk membuat sebuah fakultas lebih laku dijual ke calon mahasiswa/i, banyak jurusan accounting menyodorkan mata-kuliah komputer, manajemen, hukum, dan bahasa.
     Selain itu juga, accounting bukan hanya belajar tentang pembukuan saja, kita juga diajarkan tentang perilaku akuntansi seperti bagaimana perilaku dalam menyusun anggaran, perilaku biaya,dan perilaku-perilaku dalam metode akuntansi yang lainnya meskipun ujung-ujungnya tetap ke pembukuan.cuma di era sekarang ini tugas pembukuan, dll sudah diganti sama komputer.
      Bagi yang ingin suatu hari menjadi seorang manager atau pemilik perusahaan, mereka mengambil jurusan manajemen, dimana mereka pada umumnya belajar mengurus (to manage) sebuah perusahaan. Dimulai dari prinsip manajerial, perusahaan, dll, kita belajar semuanya yang berkenaan dengan perusahaan; perusahaannya sendiri, produk, servis, hukum, karyawan/tenaga-kerja, termasuk juga akuntasi, termasuk juga bagaimana mengatasi perusahaan yang hampir gagal atau saingan.
   Benar, di manajemen ada juga belajar akuntansi, namun tidak sedalam yang belajar di department/faculty of accounting langsung. Accounting yang dipelajari di manajemen adalah dasar2nya, dan accounting yang perlu diketahui layaknya seorang manager.
     Tapi, bisa saja lulusan accounting tapi jadi manager perusahaan. Karena, masalah manajemen sebuah perusahaan lebih memerlukan pengalaman kerja dan ketelitian, bukan teori atau nilai akademik yang tinggi.
     Mungkin masih banyak beberapa pengertian yang menjelaskan perbedaan antara Akuntansi dan Manajemen, kalo jawaban ini belum memuaskan, rekan - rekan bisa mencari referensi lain yang mungkin lebih mantap lagi.
     Yang pasti, di kami tidak ada perbedaan antara Akuntansi dan Manajemen karena tetap satu "Fakultas Ekonomi".

Mahasiswa IT Harus Bisa Coding

Unknown
Sepintas judul artikel ini serasa aneh sendiri buat saya. Itu seperti “Mahasiswa Kebidanan Harus Bisa Membantu Pesalinan”, yang apabila itu dijadikan pertanyaan maka jawabannya pasti “ya iyalah”. Tapi ternyata tidak demikian pada kenyataannya, mungkin hampir semua kita sepakat akan bilang “ya iyalah”, tapi ternyata nggak sedikit temen-temen mahasiswa IT yang kemudian tersesat atau mungkin membiarkan diri tersesat, seolah berkata “ya iyalah bro, kecuali mungkin gue”. Mari kita tengok kembali berita ini: Lulusan TI Banyak yang Mengecewakan.
lulusan_it_mengecewakan
Berita itu sudah lama sekali, sekitar 4 tahun yang lalu, mudah-mudah sekarang keadaan sudah berubah. Terlepas dari berita itu sudah basi atau belum, saya rasa perlu kita tinjau ulang sisi pentingnya seorang mahasiswa IT untuk mampu menguasai skill coding, agar kemudian tidak ada lagi yang tersesat.
Ditinjau dari sisi pendidikan dan kurikulum, Pak Romi Satria Wahono telah memaparkan dengan sangat jelas pada artikel “Wajibnya Skill Coding Bagi Mahasiswa Computing“, betapa pentingnya skill coding bagi mahasiswa IT. Ada satu pernyataan yang menarik buat saya pada artikel Pak Romi tersebut, yaitu “mahasiswa computing tanpa skill coding itu bagaikan garam tanpa asinnya”. Sedikit menggelitik, namun sangat mengena maknanya. Betapa coding dan mahasiswa IT itu adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Bukan hanya sebagai tambahan atau opsi yang kalaupun tanpanya garam masih tetap garam. Asin bagi garam adalah inti, artinya jika tanpa asin, apalah arti garam? Itu berarti, jika tanpa skill coding, apalah arti lulusan IT.
Di awal sudah saya singgung sedikit perbandingannya dengan mahasiswa kebidanan. Coding bagi lulusan IT itu ibarat membantu persalinan bagi seorang lulusan kebidanan. Apalah gunanya seorang kuliah di jurusan kebidanan jika dia tidak bisa membantu seorang ibu melahirkan.
Oke, kita mungkin sudah tahu bahwa skill coding memang wajib ain bagi mahasiswa komputer, dan kita tahu bahwa meninggalkannya adalah salah. Namun terkadang kita tahu ada hal baik yang harus dikerjakan, tapi tetap saja tidak kita kerjakan, dan sebaliknya ada hal tidak baik yang kita harus jauhi malah justru kita kerjakan. Maksud saya adalah, tidak serta merta ketika kita mengetahui hal baik lantas kita mengerjakannya, ada banyak variabel lainnya yang juga terlibat. Mari buat lebih sederhana, saya ibaratkan dengan sholat bagi seorang muslim. Semua orang muslim di dunia ini tahu bahwa sholat adalah wajib, tapi nyatanya masih ada yang meninggalkannya. Pun demikian yang saya maksud di atas.
Sebenarnya alasan seseorang masuk kuliah jurusan IT itu berbeda-beda dan pemahaman tentangnya di awal pun berbeda-beda. Ada yang kuliah hanya karena mencari gelar, ada juga yang mengincar ijazahnya, ada juga yang memang belajar. Pada dasarnya itu adalah hak, dan bebas-bebas saja. Namun terlepas dari tujuan, ketika kita masuk ke dalam perkuliahan, kita akan terikat oleh tanggung jawab bidang keilmuan kita, sesuai jurusan yang kita pilih. Karena pada akhirnya setelah lulus kita akan dikenal sebagai lulusan dari jurusan tersebut.
Pada prinsipnya, apapun jurusan kita saat di perkuliahan tidak mengharuskan kita menjadi apa kita nantinya. Kita bebas-bebas saja, bahkan berprofesi yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan jurusan kita pun tidak masalah. Bukankah sukses itu tentang bahagia, bukan tentang kita menjadi apa karena jurusan kita. Pak Mario Teguh tidak pernah punya sejarah pernah kuliah di jurusan motivasi, tapi nyatanya beliau menjadi motivator hebat saat ini. Bahkan Iskandar Soiesman sang pembuat Panada Framework justru berasal dari jurusan Sosiologi, namun justru menjadi programmer yang handal. Bahkan Bill Gates sendiri malahan tidak menamatkan perkuliahannya. Saya rasa banyak sekali contohnya, orang yang hebat dan besar bukan karena jurusan di perkuliahannya. Namun, jadi apapun kita nantinya ketika lulus, bukankah baik jika kita bertanggung jawab terhadap bidang keilmuan kita? Paling tidak itu akan menjadi bekal kita nantinya. Karena saya sendiri percaya bahwa, apa yang dipelajari itu tidak akan sia-sia, mungkin belum saat ini, atau mungkin bukan di dalam profesi kita, tapi kita pasti akan merasakan manfaatnya.
Mungkin agar lebih menyegarkan lagi, mari kita tengok kembali tulisan saya sebelumnya di CodePolitan tentang alasan mengapa kita harus belajar coding. Terutama jika Kamu mahasiswa IT, kamu sebenarnya sudah berada di track yang baik.
Sebenarnya, akan repot sendiri jika mahasiswa IT tidak memiliki skill coding. Bagaimana tidak, banyak sekali tugas dan aktivitas di perkuliahan yang selalu berkaitan dengan coding. Paling tidak, tugas akhir atau skripsi. Bayangkan betapa repotnya jika mahasiswa IT tidak memiliki skill coding atau tidak mengerti coding, sedangkan dia harus membuat aplikasi atau program yang jelas-jelas harus coding.
Yang saya lihat, ada satu kesalahan umum yang sering dilakukan oleh mahasiswa IT yang tidak mengerti coding ketika perkuliahannya, yaitu terlalu lama mencari jati diri. Maksud saya adalah, mereka terlalu lama memikirkan akan fokus mempelajari bahasa pemrograman apa, atau akan menjadi apa nantinya. Mungkin karena terlalu banyak bahasa pemrograman yang diajarkan sehingga bingung harus mulai mempelajari bahasa pemrograman yang mana dulu. Dan kemudian sadar-sadar sudah di semester tua, dan sebentar lagi harus skripsi. Sebenarnya saya juga tidak terlalu ngerti kenapa mahasiswa IT banyak disuguhi bahasa pemrograman di perkuliahan, kenapa tidak fokus 1 saja dulu sebagai dasarnya. Mungkin tujuannya untuk memperkenalkan bahwa ada banyak lho bahasa pemrograman di dunia, tapi akhirnya malah akan membuat mahasiswa bingung harus mulai belajar coding dengan bahasa apa. Tapi saya yakin kurikulum itu sudah dipikirkan matang-matang.
Pengambilan peminatan sejak dini (masih semester awal-awal) saya rasa akan berdampak baik. Jangan terlalu lama memikirkan akan mempelajari bahasa pemrograman apa atau akan fokus mempelajari bidang apa. Bukan tidak memikirkan, karena itu juga sangat penting, namun jangan terlalu lama asik memikirkan, mulai sajalah. Mulailah fokus untuk mempelajari bahasa pemrograman apa yang ingin dikuasai nantinya. Kemudian jadikan bahasa pemrograman itu sebagai bahasa pemrograman yang digunakan untuk tugas kuliahmu.
Demikianlah, semoga bermanfaat terutama bagi mahasiswa IT yang masih kebingungan. Segeralah bertaubat, pelajarilah sebuah bahasa pemrograman tertentu, milikilah skill coding. Terlepas dari apakah kamu akan menjadi apa nantinya, jika kamu memiliki skill coding, pasti ada sesuatu yang bisa kamu lakukan, dan yakinlah itu sangat bermanfaat.

SUMBER: https://www.codepolitan.com/mahasiswa-it-harus-bisa-coding/

Karakter Yang Perlu diPerhatikan Sebagai Akuntan

Unknown


Akuntansi, seperti bidang lain, menjunjung nilai-nilai khusus tertentu. Nilai-nilai khusus ini kemudian membentuk karakter dasar yang jika dijaga dengan baik bisa menjadi keunggulan tersindiri di lingkungan bisnis dan masyarakat secara luas.
Nilai tertinggi yang dipegang, dalam akuntansi, adalah “akuntabilitas” (accountability)—bisa dipertanggungjawabkan. Setiap angka yang tercatum dalam laporan akuntansi (baik manajemen maupun keuangan) harus bisa dipertanggungjawabkan—akuntabel.
Untuk bisa akuntabel, diperlukan kondisi-kondisi tertentu yang hanya bisa diwujudkan jika memiliki karakter dasar yang diperlukan. Tuntutan akuntabilitas yang direfleksikan melalui aktivitas pekerjaan sehari-hari, yang kian lama kian terasah, akan membuat karakter dasar ini kian muncul ke permukaan, dan menjadi karakter bawaan akuntan dimanapun berada—baik di lingkungan bisnis maupun sosial masyarakat.
Inilah sepuluh karakter dasar yang mutlak harus dimiliki untuk menjadi akuntan handal:

1. Akurat

Bicara akuntansi sudah pasti bicara 2 hal, yaitu: (a) angka; dan (b) uang.
Angka harus akurat. Penggunaan uang (orang lain/pemilik usaha) harus akuntabel—bisa dipertanggungjawabkan. Sehingga pekerjaan akuntansi esensinya adalah mengakurasikan dan mengakuntabelkan angka uang yang dipergunakan dalam aktivitas usaha.
Dari masa sekolah hingga bekerja, orang akuntansi dididik untuk menjadikan akurasi sebagai nilai yang tidak boleh dikompromikan. Nyaris tidak ada ruang untuk tidak akurat. Ketidakakuratan adalah cacat. Ketidakakuratan adalah masalah. Ketidakakuratan adalah kegagalan.
Misalnya: akuntansi hanya mengakui transaksi yang didukung oleh bukti transaksi yang valid. Dan angka yang diakui harus sama persis dengan yang tertera dalam bukti transaksi—hingga ke digit desimal di belakang koma.
Tuntutan ini membuat orang akuntansi menjadi terbiasa menggunakan akurasi sebagai salahsatu alat takar kualitas. Dan sebaliknya, menjadi tidak terbiasa menerima hal-hal yang tidak akurat.
Di sisi kehidupan manapun, akurasi adalah nilai positive. Akurasi menimbulkan trust (kepercayaan) dari pihak lain—baik di lingkungan bisnis maupun lingkungan sosial masyarakat. Sesuatu yang akurat jauh lebih dihargai dibandingkan yang kurang atau tidak akurat.

2. Detail

Akurasi membutuhkan detail. Tanpa detail yang cukup, akurasi tidak akan tercapai. Setiap pekerjaan akuntansi, yang manapun, selalu detail.
Misalnya: Beras 3 truck datang dari supplier tidak bisa dicatat dengan “Persediaan Beras 3 Truck Rp 200,000,000”. Tidak bisa. Harus rinci—dengan dengan menggunakan satuan ukur (unit measurement) terkecil. Jika satuan ukur terkecilnya beras adalah kilogram, maka satuan yang digunakan (dalam perhitungan maupun pencatatan) harus kilogram—tidak boleh “truck”. Untuk emas yang satuan ukur terkecilnya adalah gram, maka harus diakui dengan satuan gram.
Bagi orang akuntansi, sesuatu yang tidak detail cenderung tidak akurat—thus otomatis tidak bisa dipertanggungjawabkan. Itu sebabnya mengapa orang akuntansi cenderung terbiasa terhadap hal-hal yang sifatnya detail dan tidak terbiasa dengan yang sebaliknya.
Attention to detail” selalu bagus—dibandingkan generalisasi—di sisi kehidupan manapun, baik dalam lingkungan bisnis maupun sosial masyarakat. Di lingkunga bisnis misalnya, keputusan yang diambil dengan menggunakan backup data yang detail cenderung lebih tepat dibandingkan yang menggunakan dasar pertimbangan aggregate (bersifat general). Dan di lingkungan sosial masyarakat, dalam banyak kasus, generalisasi adalah sesuatu yang kurang dihargai.

3. Logis

Meskipun banyak bekerja menggunakan angka, pada kenyataannya akuntansi bukanlah ilmu pasti (exacta)—banyak menggunakan prinsip dan asumsi, namun masih dalam kisaran logis.
Dalam memahami persoalan (pekerjaan) akuntansi, orang akuntansi sendiri tidak sepenuhnya kaku, bisa menerima hal-hal yang masih dalam kisaran logis, tetapi tidak untuk sesuatu yang tidak logis.
Itu sebabnya mengapa orang akuntansi, dalam kesehariannya, adalah orang-orang yang lebih banyak menggunakan logika dibandingkan hal lain. Orang akuntansi tidak mudah menerima hal-hal yang tidak masuk akal.
Logis adalah nilai positive dalam dimensi kehidupan manapun, baik dalam lingkungan bisnis maupun sosial masyarakat. Di lingkungan bisnis misalnya, input dasar pengambilan-keputusan minimal harus logis, tidak bisa menggunakan asumsi dan pertimbangan ngawur. Dan di lingkuan sosial masyarakat, logis lebih bisa diterima dibandingkan tak logis (ngawur).

4. Terukur

Logika yang masih bisa diterima dalam akuntansi adalah logika yang terukur. Sehingga bisa dibilang bahwa, logika yang terukur (di atas kertas dan dalam pelaksanaan) adalah kualitas terendah yang bisa ditoleransi, dalam akuntansi. Segala sesuatunya, jika tidak bisa exact, minimal harus logis dan terukur.
Logika yang dianggap terukur oleh akuntansi adalah logika yang tertuang dalam prinsip dan asumsi yang sudah melalui pengujian yang cukup, lalu disepakati bersama dan diterima oleh umum—dalam literature disebut ‘prinsip prinsip akuntansi berterima umum” (PABU). Bukan prinsip dan asusmi ngawur. Harus masuk akal—baik secara teoritis maupun praktikal.
Terlebih-lebih tugas utama seorang akuntan, di lingkungan bisnis, adalah mengukur kinerja perusahaan dari aspek keuangan. Maka keterukuran adalah nilai minimal yang bisa diterma.
Untuk bisa melaksanakan fungsi utama sebagai pengukur, khsusunya di lingkungan bisnis, seorang akuntan dituntut untuk berpikir, berbicara, bersikap, dan bertindak, serba terukur. Konkretnya: seorang akuntan berpikir, berbicara, lalu melakukan tindakan berdasarkan fakta yang dibackup oleh data. Jika tidak ada data, minimal menggunakan logika yang terukur, yaitu: standar akuntansi dan undang-undang pajak.
Di lingkungan sosial, orang-orang akuntansi juga cenderung berpikir, berbicara, dan bertindak secara terukur (kecuali jika sedang berseloroh). Selalu menggunakan dasar rujukan pasti (hukum, norma, etika, budaya, dan nilai-nilai agama) yang berlaku di lingkungannya.

5. Konsisten

Akuntabilitas, disamping butuh akurasi, detail, kelogisan dan keterukuran, juga membutuhkan konsistensi. Tidak bisa naik-turun. Tidak bisa ‘ngalor-ngidul’, semuanya harus dilakukan secara konsisten:
  • Prosedur akuntansi (pengkuran, pengakuan dan pelaporan) harus konsisten
  • Metode apapun yang digunakan harus konsisten
  • Satuan ukur terkecil yang digunakan harus konsisten
  • Format penyajian laporan harus konsisten
  • Dan lain sebagainya, semua harus konsisten
Tuntutan konsistensi tersebut, jelas atau tersamar, terefleksi dalam pola-pikir dan perilaku orang-orang akuntansi itu sendiri—di langkungan manapun berada; mereka cenderung menunjukan pola-pikir dan perilaku yang konsisten. Tidak mencla-mencle. Tidak plintant-plintut.
Sekali bilang tidak boleh menggunakan fasilitas kantor, maka selamanya tidak boleh. Sekali tidak menerima permintaan belanja tanpa PO, selamanya tidak akan mau menerima. Sekali bilang tidak bisa cash bon, maka selanya tidak akan bisa.

6. Disiplin

Tanpa disiplin tinggi, konsistensi tidak akan terjadi. Konsistensi, butuh disiplin tinggi:
  • Tidak menyepelekan fakta (data) sekecil apapun;
  • Taat pada prosedur dan kebijakan perusahaan;
  • Taat pada aturan pemerintah;
  • Taat pada standard an kode etik;
  • Taat pada prinsip yang berterima umum dan praktek yang lazim
Disamping akurasi dan konsistensi, laporan yang dibuat melalui proses akuntansi—yaitu laporan keuangan—harus relevan, disajikan tepat waktu, tidak kedaluarsa. Untuk bisa memenuhi target waktu penyampaia laporan keuangan, juga memerlukan disiplin yang tinggi.
Secara keseluruhan, pekerjaan akuntansi tergolong pekerjaan yang membutuhkan disiplin yang tidak main-main.
Tidak tahu di tempat lain, sejauh yang saya lihat; anak akuntansi (baik yang masih belajar maupun yang sudah bekerja) memanglah disiplin. Dan itu adalah karakter yang positive di lingkungan manapun, terlebih-lebih di lingkungan bisnis. Tak ada satu perusahaan (organisasi) pun yang suka terhadap personnel yang tidak disiplin.

7. Skeptis

Dari karakter pertama hingga kelima di atas, jelas dan tak diragukan lagi, menjadi skeptis adalah sebuah konsekwensi yang tidak bisa dihindari. Untungnya, sekpetis adalah salah nilai yang positive (bukan negatif).
Bahkan, dalam akuntansi, menjadi skeptis adalah sesuatu yang dianjurkan—saya pribadi malah mengharuskan, jika ingin menjadi akuntan yang handal harus memiliki level skepticism yang tinggi.
Berbeda dengan sinis (cynic), skeptik dalam hal ini maksudnya adalah:
  • Tidak mudah mengatakan iya – Orang akuntansi, secara informal, memang tidak diperkenaankan untuk mudah mengatakan “iya”. Standar minimal yang digunakan adalah “apa iya?”. Selanjutnya dicari tahu, kumpulkan data dan fakta sebelum mengubah “apa iya?” menjadi “iya” atau “no way”.
  • Tidak mempercayai infomasi (apapun bentuknya) sebelum melakukan verifikasi – Khususnya di wilayah auditing, para auditor—baik eksternal maupun internal—diwajibkan untuk hanya mempercayai data dan fakta (bukti transaksi yang valid). Di dalam perusahaan, akuntan hanya boleh mempercayai data dan informasi setelah diverifikasi validitasnya.
Orang akuntansi, secara profesi memang wajib skeptis; tidak mudah mengatakan iya; dan tidak mudah mempercayai informasi tanpa data dan fakta.

8. Sederhana

Sederet nilai kualitas (mulai dari akurasi hingga konsistensi), belum jaminan pasti untuk bisa mewujudkan kondisi akuntabel. Untuk itu akuntansi menganjurkan agar para akuntan mengedepankan kehati-hatian dalam menjalankan proses akuntansi—konservatif (conservatism).
Karena laporan keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban manajemen (pengelola) perusahaan terhadap pemilik usaha (para pemegang saham), maka yang dimaksud dengan kehai-hatian dalam akuntansi adalah:
  • Lebih baik mengakui laba yang lebih kecil dari kenyataannya, dibandingkan lebih besar (jika diturunkan, jadinya: akui potensi beban/biaya tapi jangan potensi pendapatan)
  • Lebih baik mengakui aset lebih rendah dari kenyataannya, dibandingkan lebih besar. Sebaliknya lebih baik mengakui kewajiban lebih tinggi dari kenyataannya, dibandingkan lebih rendah.
Jika dipandang dari akuntan independent, prinsip di atas adalah wujud dari kehati-hatian (melindungi diri dari risiko lebih mengakui nilai perusahaan klien). Tetapi jika dipandang dari akuntan yang bekerja di dalam perusahaan, itu adalah wujud dari kesederhanaan—simplicity. Lebih baik nampak lebih kecil daripada nampak lebih besar dari aslinya.
Kesederhanaan juga nampak dari penampilan dan gaya hidup para akuntan. Anda tidak akan pernah menemukan akuntan yang berpenampilan serba “wah”—meskipun sesungguhnya, secara finansial, mereka mampu untuk itu.

9. Jujur

Tentu jujur adalah hal terpenting dalam mewujudkan akuntabilitas.
Jika hal pertama hingga ke 8 di atas sudah terwujud, otomatis kejujuran terwujud dengan sendirinya. Bila tidak, maka minimal, kejujuran harus ada. Bisa jadi akurasi dan yang lain-lainnya tidak bisa terwujud karena kondisi tertentu. Tetapi kejujuran harus ada.
Boleh dikatakan bahwa, kejujuran adalah hal paling terakhir yang bisa dipegang dari seorang akuntan—pada saat akurasi, detail, kelogisan, keterukuran, konsistensi dan lain-lainnya, terpaksa tidak bisa diwujudkan. Seburuk-buruknya kinerja seorang akuntan, minimal dia harus jujur. Tanpa itu, maka habislah karirnya.
Konkretnya, laporkan kondisi keuangan perusahaan apa adanya, tanpa ada niat melakukan kecurangan—baik atas nama sendiri, kelompok, maupun perusahaan itu sendiri.

10. Gigih

Meskipun tidak serumit membuat mesin roket, pekerjaan akuntansi tergolong tidak sederhana dan bersifat teknikal—mengandung kerumitan yang memerlukan pembelajaran khusus untuk bisa menguasainya. Tidak bisa instant.
Untuk bisa memahami dan menjalankan pekerjaan akuntansi dengan baik, dibutuhkan level kegigihan yang ekstra. Dalam banyak kasus, khususnya di lingkungan KAP, bekerja dalam jam yang panjang adalah sesuatu yang lumrah.
Disamping teknikal, akuntansi juga bersifat dinamis, terus mengalami perubahan—mengikuti perkembangan lingkungan bisnis. Memilih akuntansi, harus siap untuk terus belajar (sambil bekerja) sepanjang waktu—selama masih mau berkarir di akuntansi.
Kegigihan, kemauan dan daya juang yang tinggi, adalah nilai positive, dimanapun—syarat mutlak yang dibutuhkan untuk sukses dalam menjalankan profesi apapun.
Secara keseluruhan, melalui pembelajaran akuntansi (sejak di masa sekolah hingga di masa kerja), semua orang akuntansi sudah dibekali dengan nilai-nilai dasar tersebut. Hanya saja, diperlukan kesungguhan dan keseriusan untuk bisa menjaga dan merefleksikan nilai tersebut, SECARA KONSISTEN, melalui pola-pikir, sikap dan perilaku sehari-hari. Sukses selalu untuk anda. Selamat berakhir pekan.
sumber disarikan dari : http://jurnalakuntansikeuangan.com/2012/10/inilah-10-karakter-dasar-untuk-jadi-akuntan-handal/